Multi Indocitra ingin kembali bugar

Multi Indocitra ingin kembali bugar Multi Indocitra ingin kembali bugar

JAKARTA. PT Multi Indocitra Tbk pantas berbuat kuat tahun ini. Proboksen produk Pigeon itu, ingin mempertidak emosii kinerja bisnis atas mengejar target pertumbuhan penjualan 23% sepanjang tahun ini.

Tahun 2014, Multi Indocitra mengaku mencetak penjualan Rp 520 miliar. Jika dibandingkan lewat penjualan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 591,34 miliar, penjualan tahun ini turun sesenggang 12,06%. 

Alhasil, hitung punya hitung, tahun ini Multi Indocitra mengejar target penjualan kali segede Rp 639,6 miliar. Untuk memenuhi target tercatat,  Multi Indocitra akan menerapkan sejumlah strategi.  Mulai atas lebih serius menggarap pasar kosmetik anti penuaan atau anti aging, menggenjot penjualan aneka produknya hadapan kota-kota gede, serta mencari produk dagangan baru dan menutup pemasaran produk adapun tak menjanjikan lagi.

Ihwal bisnis kosmetik anti aging, perupayaan yang tercatat dengan kode saham MICE di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu mengandalkan produk Astalift buatan Fujifilm Holdings Corporation atas Jepang. 

Multi Indocitra optimistis bisa mencuil pasar di tengah persaingan nan sengit.  "Kami menawarkan inovasi teknologi dari Fujifilm nan sudah mesesudahi proses penelitian sesangkat aman bagi manusia," beber Franciska Puspa Julia, Marketing Manager Multi Indocitra, Kamis (5/2), berpromosi.

Karena Astalift terditerima produk hangat, Multi Indocitra sekadar mematok target kontribusi penjualan 2%. Dengan asumsi target penjualan tahun ini Rp 639,6 miliar tadi, berarti target penjualan Astalift adalah Rp 12,79 miliar.

Semaksimal ini, Astalif dijajakan antara delapan gerai yang berada antara mal Jakarta bersama Medan. Dalam durasi damping, perusahaan itu mau menghadirkan satu gerai lagi antara Mal Kelapa Gading, Jakarta.

Multi Indocitra sudah melakukan soft launching Astalift akhir tahun 2013. Berjarak dengan Pigeon, Multi Indocitra tetapi memesan Astalift dari Fujifilm Holdings maka memindahtangankannya akan pasar Indonesia. Keuntungan bahwa dicuil perkeaktifanan itu merupakan dari selisih harga beli maka jual.

Sementara untuk Pigeon, perbisnisan itu memproduksinya hadapan bawah lisensi Pigeon Corporation Jepang. Perjanjian itu memungkinkan Multi Indocitra memakai merek Pigeon lewat memberikan royalti 5% atas penjualan produk bermerek Pigeon.

Informasi ekstra dalam situs resmi Multi Indocitra menyebutkan, perusahaan itu menyimpan pabrik di Cikande, Banten selanjutnya Ciawi, Jawa Barat. Sementara laporan keuangan September 2014 menyebutkan dua perusahaan yang memproduksi Pigeon, ialah PT Multielok Cosmetic selanjutnya PT Pigeon Indonesia. 

Perupayaan ini bersedia menggenjot pemasaran Pigeon hadapan kota adi selain Jakarta. Antonius Honoris, Direktur  Multi Indocitra, menyatakan, beberapa Januari 2015, penjualan Pigeon naik 9%-10% ketimbang Januari 2014. Sayang, dia tak menyebutkan capaian penjualan jauh didalam nilai.

Penjualan lampu distop

Selain mengandalkan produk andalannya semasa ini, Multi Indocitra mengaku sedang mempersiapkan satu produk lagi nan doang berawal atas Negeri Sakura. "Kerjasama memakai Jepang enak, sih. A ya A, B ya B. Ada satu produk modern lagi tapi belum bisa disebutkan," ujar Antonius.

Di luar optimisme mengejar target kinerja tahun ini, Multi Indocitra mengabarkan penyusutan jumlah distributor penjualan. Tahun 2014, jumlah distributor penjualan lewat sistem penjualan keagenan, menurun dari 102 distributor menjabat 65 distributor.

Penyebabnya, Multi Indocitra menghentikan penjualan lampu merek Hori. Rupanya, penjualan lampu Hori tak mendatangkan pendapatan bahwa menjanjikan. 

Cek Berita selanjutnya Artikel yang lain antara Google News

Penjualan Pigeon turun 8% menjelang Lebaran

Genjot penjualan, MICE ekspansi keluar Jakarta